Thursday, September 29, 2011

Postingan Tanpa Ide Pokok

Yaaaaaaaaak sepertinya postingan kali ini akan menjadi postingan-tertidak-jelas tahun ini. Karena memang aku nggak tau mau nulis apa. Lagi penat aja, so let it flow.

Beberapa hari ini lagi banyak pikiran. Entah kenapa sepertinya para masalah itu datang disaat yang tepat sekali, muncul berbarengan dari berbagai arah. Sepertinya mereka merapatkan program kerja mereka dengan baik #mulaingelantur #efekdiklat

Oke, meskipun banyak pikiran, teman-teman memang selalu ada. Pokoknya kalo udah sama temen-temen, rasanya semua hilang. Alhamdulillah banget bisa punya keluarga Padmanaba 68 yang respect satu sama lain :>



Contohnya kemaren Rabu. Aku dateng ke ruang progresif dengan membanting tas, pokoknya udah capek bangetlah. Eh disitu malah disambut Lingga main gitar, Yayuk dengan muka nyebelin karena baru aja dibehel, dan Lepong yang amat sangat malesi. Oiya, ada Arnest si anak TERKESIMA yang paling lucu dan menggemaskan. Temen-temen yang lain juga satu-satu berdatangan dan kita ngobrol bareng. Bukan sesuatu yang berat. Kita bercandaan dan nyanyi-nyanyi bareng.

Ada kejadian lucu. Entah lucu atau apalah. Waktu nyanyi-nyanyi dengan iringan gitarnya Toper, pas kita nyanyi lagu Ayah, Yang Terbaik Bagimu sama Hanya Satu Pintaku, ada temen yang tidak akan kusebutkan namanya, nangis tanpa alasan yang jelas. Tapi dia nangisnya freak, nangis sambil ketawa sambil marah-marah ga ceto, alhasil kita malah ngetawain dia :)))
Waktu Ivo dateng, kita juga nyanyi lagu Alay-nya Lolita dengan kata "Ivo" menggantikan kata "Alay". Hidup Ivo, The King of The King of Alay!

Oiya, kejadian yang bikin aku sadar kalo aku emang dilahirkan untuk menjadi artis dan berasa artis siap go internasional adalah waktu aku sama Toper nyanyi Your Love-nya Delon sama Gita Gutawa. Dheru langsung nangis bener-bener nangis sampe pada bingung. Aku sih nggak peduli, namanya juga fans, pasti histeris yahh...



Ya Allah, Baim belum jadi artis aja udah ada fans yang nangis-nangis begitu, gimana besok kalo Baim jadi artis go internasional?
Tolong Baim Ya Allah.......

Saturday, September 24, 2011

Watching Live Music Performance

Konser musik yang berkesan?
Banyak sih, tapi lupa.

Meskipun nggak urut sesuai waktunya, maklum tulisan spontan, tapi mungkin ini beberapa konser yang paling berkesan.


Konser musik yang pertama kali saya tonton seingat saya sih Padi.
Jaman saya masih SD, Padi konser di JEC. Saya nonton sama bapak ibu kakak. Ada dua kejadian yang berkesan sampai sekarang.

Pertama, ketemu mbak-mbak yang tergila-gila sama Padi. Sambil bawa-bawa lirik lagunya Padi (siap-siap mau nyanyi kayaknya) si mbak-mbak cerita: "Kemaren temen gue telfon, katanya si Piyu (gitarisnya Padi) dateng ke rumah besok siang. Gue kaget setengah mati. Udah seneng banget gue. Ternyata maksudnya si Piyu itu CPU komputer."
Yak. Saya yang saat itu masih berbekal kepolosan anak SD cuma bisa bengong. Alay.

Kedua, saat kembali ke mobil dan duduk, rupanya saya dapat oleh-oleh dari JEC. Ada permen karet menempel di celana jeans saya dan otomatis menempel di jok mobil juga. Makasih lho.


Oya, saya pernah nonton Jikustik dan Kerispatih di panggung terbuka-nya Candi Prambanan. Sama bapak ibu kakak juga. Nunggunya lamaaaaaa banget, karena sebenarnya memang bukan acara musik. Sampe-sampe saya sempet tidur disana.


Ulang tahunnya Sheila On 7 yang ke-13 saya juga nggak absen. Datengnya sih sama ibu bapak kakak, tapi ngegahoel-nya sama Ardha hahaha. Karena depan saya ada beberapa yang pingsan, saya jadi makin deket sama panggung. Alhamdulillah yah... #salahgaul


Sheila on 7 di PSIKOPAD! #5 saya juga dateng bareng temen-temen SMP. Waktu The Banery sama Sheila On 7 keluar, kita dapet di depan deket panggung. Alhasil basah kuyup. Padahal itu hari Sabtu malam. Saya pulang jam 1 pagi dan pukul 7 pagi sudah berada di SMP 5 untuk wisuda. What a great time!

Pernah juga nonton Abdul & The Coffee Theory. Sendirian, duduk di tengah, tepat di depan panggung. Cuma jarak 1 meterlah. Pokoknya mukanya si Abdul sampe keliatan se jerawat-jerawatnya juga.


Apalagi ya?

OIYA! GLENN FREDLY!
Demi apa pun, konser yang satu ini adalah konser yang pualing berkesan sejauh ini. Waktu itu Glenn, Tompi sama Sandy Sondhoro konser di Pacific.
Dan ya, Glenn Fredly. I mean, it's Glenn Fredly's live performance!!!!
Langsung berangkat beli tiket by myself lah saya.
Dengan berbagai macam "disaster" yang benar-benar menyebalkan, termasuk tiket hilang di hari-H, akhirnya saya bisa duduk, menyaksikan Glenn Fredly keluar dengan stelan putih-putihnya sambil menyanyi. Saya cuma terpaku. Tak bergerak sama sekali kecuali bola mata yang mengikuti setiap langkahnya. Saya merinding.


Oke. Cukup nostalgianya.
Salam olahraga!

Friday, September 2, 2011

Connection

Sejak kecil aku suka olahraga.
Salah satu yang membuat aku semakin menyukai olahraga adalah:
koneksi antara anak dengan pelatih.

Pelatih silat, pelatih basket SD, dua pelatih basket SMP, pelatih basket SMA, aku mendapat pengalaman luar biasa dari mereka.
Dan sekali lagi, koneksi dengan seorang pelatih benar-benar berbeda, dan... gitulah pokoknya. Nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Silahkan mengalami sendiri hahahaha.

Yang jelas, situasi saat aku bersama pelatih: Ngangenin.

Bambang

Kalau tidak salah 3 April 2011. Pertama kalinya saya melihat dia di sebuah panti asuhan. Dengan kaos putih dan "celana monyet".

Bambang adalah seorang anak laki-laki yang berumur kira-kira 1 tahun, berbadan gendut, murah senyum dan... memikat hati saya *hohoho*
Anaknya lucu banget. Pertama kali saya gendong, dia langsung mau dan sepertinya ketagihan. Dia tak mau turun ataupun digendong orang lain. Dan dengan berat badannya yang wow, cukup membuat saya berkeringat seperti habis makan bakso.

Saya turunkan dia di dalam ranjangnya. Ia langsung tertawa dan senyum-senyum sendiri sambil bermain-main di kasur. Hampir seluruh waktuku di panti asuhan tersebut  saya habiskan untuk memperhatikan Bambang.

Jam kunjung sudah habis. Bambang dan anak-anak lain harus tidur. Dengan terpaksa saya pamit kepada Bambang yang masih tertawa riang di dalam ranjang sambil menyedot sebotol susu. Terakhir, saya sempatkan menengok Bambang dari balik tembok ketika semua pengunjung sudah meninggalkan tempat itu, sambil berjanji kepada diri sendiri akan menengok Bambang lagi di lain waktu.

Saya tidak menepati janji saya sendiri.

Sudah puluhan rencana dan dua kali hampir kembali mengunjungi Bambang. Namun karena padatnya kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan, semuanya batal.

Suatu hari saya mendengar berita dari Mas Reno yang baru saja berkunjung ke panti asuhan tempat Bambang tinggal.

Bambang sudah diadopsi.


Sebenarnya saya sedih, sungguh.
Saya berdoa semoga kehidupan Bambang lebih baik. Semoga suatu hari nanti saya bisa kembali bermain... tidak. Bertemu saja sudah cukup :)

Saya bahagia untuk Bambang