Wednesday, November 21, 2018

Mungkin

Ingin menulis tentangmu, berulang kali buntu.

Mungkin karena halaman belakangmu penuh dengan alasan kenapa banyak sekali jam pelajaran yang dilewatkan untuk tertawa di Ruang Progresif.

Mungkin karena buku tulismu merekam setiap kayuhan di hari rabu pagi dan sore, bahkan terkadang malam.

Mungkin karena kantong celanamu berisi puluhan ketukan jari tanganmu di pintu rumah yang tercipta searah.

Mungkin karena sepatumu terjejak di setiap ruang dan ingatan akan rumah; ayah, ibu, sahabat, kota kelahiran, kebodohan anak muda, sampai cangkir-cangkir kopi di entah berapa atap.

Perjalanan yang panjang.

Mungkin terlalu banyak kemungkinan,
Hingga aku sering menyelimuti keputusan penting dengan tawa dan gelengan kepala tak percaya.


Mungkin,
Kamu kemungkinan yang terakhir.