Saturday, July 27, 2024

Menjadi Dewasa

Banyak orang mendambakan menjadi dewasa saat kecil. Mereka berlomba-lomba untuk tumbuh, seakan punya kuasa atas dimensi waktu dan melangkahinya. Dewasa terlihat seperti wahana bermain yang menyenangkan; dilengkapi dengan berbagai macam kebisaan tanpa batasan.

Tapi nyatanya, sejauh ingatan ini kugali, aku tak pernah punya ketertarikan untuk menjadi dewasa.

Saat kecil, keluarga besarku punya tradisi berkumpul di rumah simbah buyut di akhir minggu. Ketika kami para anak kecil sibuk berlarian mengejar satu sama lain, membuat benteng-benteng megah dari bantal, atau berebut kudapan manis di toples-toples kaca, aku terheran-heran bagaimana bisa orang-orang dewasa menghabiskan waktu hanya dengan duduk di kursi tua dan terus berbicara tanpa henti hingga larut malam. Hal yang benar-benar tak bisa kupahami. Sungguh membosankan. Aku berharap aku tak akan pernah menjadi seperti mereka.

Dua puluh tahun kemudian, aku mengecapnya.

Orang dewasa ternyata tak hanya membosankan, mereka juga penuh dengan ketidaktahuan.

Sayangnya, sekuat-kuatnya aku berbenah, pada akhirnya akan sia-sia.

Karena seperti halnya semua makhluk di bumi, ini adalah pengalaman pertama dan terakhirku menjadi dewasa.