Jubah Macan
Sudah sejak lama aku menginginkannya. Aku berencana berkecimpung di dalamnya, mendedikasikan diriku untuk apa yang kulakukan disitu. Aku ingin belajar dan berlatih sesuai jadwal, berorganisasi dengan baik di dalamnya, dan berpartisipasi sebaik mungkin dalam setiap kesempatan. Total. Namun kenyataan tak sesuai dengan harapan.
Pentas Besar Jubah Macan.
Adalah sebuah contoh kecil yang telah aku relakan. Karena sebuah amanah lain, aku terpaksa melepasnya. Jangan kira aku tidak kecewa. Luar biasa. Prioritasku entah terbawa kemana. Tanyakan saja pada Akib atau Dhevi. Mereka tau bagaimana kecewanya aku. Bagaimana perjuanganku untuk ikhlas merelakan apa yang aku cintai, apa yang menjadi tujuan awalku.
Aku harus profesional, karena sebuah kepercayaan lain diberikan kepadaku.
Mulai dari pentas besar itu, pentas-pentas kecil dan hingga saat ini, aku belum berkesempatan untuk membuktikan totalitasku untuk Jubah Macan. Tugas dan amanah lain masih harus kuselesaikan, dan aku tau, ini tidak main-main. I'm gonna fight for this, and I'm gonna back to you soon.
Satu-satunya yang bisa membuatku rela mengorbankan itu semua, adalah karena aku menghargai orang-orang yang telah mempercayai aku untuk mengemban amanah-amanah ini.
Jubah Macan mengajarkanku untuk belajar merelakan sesuatu yang aku cintai, sesuatu yang membuatku bahagia.
Jubah Macan mengajarkanku untuk menghargai orang lain, berpikir luas dan tidak mementingkan diri sendiri.
Jubah Macan mengajarkanku untuk menentukan skala prioritasku dan bekerja secara profesional.
Dan meskipun aku belum banyak berkontribusi, Jubah Macan memberiku kehangatan sebuah keluarga di saat aku mengalami kesulitan.
Meskipun rencanaku yang dulu gagal, aku tidak kapok membuat rencana baru. Tebak apa? Aku berencana total di Pentas Besar Jubah Macan tahun depan! Rawr!
No comments:
Post a Comment