I just had this random chat with one of my best friends. Kami lama tidak saling bertemu atau bahkan sekedar sms/chatting. Lalu saya menyadari ada sesuatu yang berbeda dari perbincangan kami. I thought it was his friend using his phone. Saya bilang kalau hape itu pasti sedang dibajak. Tapi kemudian ia bilang kalau itu dia, bukan orang lain. Saya jadi bingung antara percaya dan tidak. Then every damn thing on that chat went weird.
In the end, hape itu nggak dibajak. Itu memang murni dia.
Saya jadi sadar, semakin saya tenggelam dalam dunia baru, semakin saya tinggalkan kehidupan lama saya ya. I mean, he is my best friend, I used to tell him everything. We used to talk anything without borders, and now I can't even recognize his existence. What the hell.
Lagi-lagi, waktu mengikis. Hukum alam. So sad.
Jadi, semua "saya tidak akan pernah melupakan kalian" itu, kebohongan yang aku buat untuk membohongi diriku sendiri ya?
Friday, January 17, 2014
Saturday, January 11, 2014
Racun
Saya tak sengaja melihat buku merah itu tergeletak di rak.
Mereka bilang, buku ini obat rindu.
Saya tak sedang merasakan rindu. Saya bahkan sedang hampir lupa masa-masa itu. Saya sedang sibuk-sibuknya terbuai dengan kehidupan baru. Waktu untuk makan saja tak ada, mana ada waktu untuk rindu?
Namun, saya putuskan untuk mengambil buku itu, dan mulai membukanya.
Saya menangis.
Bohong.
Mereka semua bohong.
Buku ini bukan obat. Buku ini racun.
Subscribe to:
Posts (Atom)