Saturday, January 11, 2014

Racun

Saya tak sengaja melihat buku merah itu tergeletak di rak.


Mereka bilang, buku ini obat rindu.


Saya tak sedang merasakan rindu. Saya bahkan sedang hampir lupa masa-masa itu. Saya sedang sibuk-sibuknya terbuai dengan kehidupan baru. Waktu untuk makan saja tak ada, mana ada waktu untuk rindu?

Namun, saya putuskan untuk mengambil buku itu, dan mulai membukanya.


Saya menangis.


Bohong.
Mereka semua bohong.




Buku ini bukan obat. Buku ini racun.




No comments:

Post a Comment