Monday, May 26, 2014

Tentang 24 Mei 2014

Dua puluh empat mei sudah terlewati.
Luar biasa memang.

Di hari itu, saya punya dua tanggungan paling besar selama berorganisasi di kampus. Sayangnya saya jadi harus memilih untuk fokus di salah satu, karena acaranya di hari yang sama. Saya jadi harus meninggalkan kewajiban di Malam Temu Kangen dan lebih fokus di Seminar Nasional.

Ini pengalaman yang harus saya luapkan dalam sebuah tulisan. Perasaan yang timbul tanggal 23 Mei malam adalah salah satu yang terhebat selama saya kuliah. Mulai dari persiapan yang lumayan padat, hingga semakin malam semakin banyak permasalahan muncul. Sampai larut malam, hanya tinggal segelintir laki-laki dan saya. Puncaknya di sebuah ruangan di Grha Sabha Pramana dini hari saya menangis sendirian hahaha sekarang saya bisa tertawa mengingatnya, padahal waktu itu sungguh tidak tau lagi harus apa.

Sebenarnya bukan masalahnya yang tidak bisa saya hadapi. Tapi orang-orang yang memberi saya kepercayaan yang tidak bisa saya hadapi. Waktu itu ketika mendengar berita ini dan itu yang tak beres di kedua acara, saya hanya bisa membayangkan wajah orang-orang itu kecewa. Wah ampun deh, itu perasaan paling nggak enak, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sampe nggak berani mau ngomong sama orangnya.

Pukul 01.30 saya sampai rumah dengan perasaan nggak karuan, dan pukul 04.30 sudah berangkat lagi. Badan lelah, pikiran apa lagi.

Ngurus konsumsi nggak makan, ngurus video nggak nonton. Tapi toh akhirnya semua berhasil saya lewati meski dengan kekurangan disana sini. Saya tersenyum kok hehe.

Dengan berakhirnya 24 Mei, saya banyak belajar. Banyak sekali belajar dari kebaikan orang. Ternyata lebih nggak enak mengecewakan orang-orang baik seperti mereka yang sebenarnya hanya tersenyum ketika kita membuat kesalahan. Bahkan malah melindungi. Kebaikan memang sederhana, tapi sesungguhnya sederhana itu nggak sederhana.

Oiya, saat baca buku Nostalgia dari Malam Temu Kangen, saya pengen nangis. Sentimentil sekali, tapi memang begitu adanya. Rasanya kok mengharukan buku ini akhirnya sudah nyata ada di tangan saya hahaha.

Akhir kata, terima kasih atas semua pelajaran di hari-hari kemarin. Terima kasih Mas Odhi dan Mas Ian. Terima kasih juga Ghaniy, Mas Masruh, Mbak Vivi, Mas Iwang, Damar, dan semuanya yang sadar atau pun enggak telah membantu saya melewati salah satu hari paling hectic yang pernah saya alami.

Mari melanjutkan hidup!

No comments:

Post a Comment