Friday, February 17, 2017

Mengunjungimu

Tanggung jawab di Jakarta telah selesai. Aku masih punya beberapa hari sampai tanggal kepulanganku.

Siang itu cuaca sangat menyenangkan. Matahari tidak terlalu terik, seakan-akan tau kalau hari ini aku akan datang berkunjung.
Entah apakah kedatanganku saat itu bisa disebut berkunjung.

Mengajak seorang kawan, hari itu aku datang ke Museum Taman Prasasti. Museum yang menyimpan banyak nisan dari orang-orang Belanda yang menyimpan sejarah. Hanya ada dua nisan orang pribumi di situ. Yang satu adalah nisan seorang perempuan penyanyi opera yang dikagumi orang-orang Belanda pada masanya. Yang satu, adalah tujuan utama aku datang.



Sekali lagi, entah apakah kedatanganku saat itu bisa disebut berkunjung. Museum itu hanya menyimpan nisan, bukan lagi tempat pemakaman. Tujuanku adalah melihat sebuah nisan dari seorang yang aku kagumi, dan kerap ku rindukan. Hanya nisan. Setelah dikremasi, abu dari jasadnya telah menyatu dengan udara sejuk Lembah Mandalawangi.

Suasana museum sangat teduh, dan sepi. Sengaja aku memisahkan diri dari temanku yang juga sedang asyik menikmati suasana museum sendirian. Setelah berkeliling di antara puluhan nisan, dari kejauhan aku melihat nisan dengan sebuah patung kecil di atasnya. Dari kejauhan aku sudah tau kalau itu nisan yang aku cari.
Saat itu terdengar adzan berkumandang dimana-mana.
Aku berhenti sejenak, bulu kudukku merinding, sungguh entah kenapa. Menarik nafas, kemudian kembali berjalan menghampiri nisan itu.
Aku berdiri di depannya, terdiam, entah, bingung, apa yang harus aku lakukan setelah akhirnya melihat langsung.
Kemudian aku berlutut memegang nisan itu. Tapi lagi-lagi aku bingung. Entah. Aku terdiam cukup lama sambil memandanginya.

Lalu akhirnya aku memutuskan untuk berdoa.
Semoga aku bisa sekuat kamu,
Semoga aku bisa terus memegang prinsip hidupmu, terus memperjuangkan sesama apa pun posisiku nanti,
Semoga negeri ini punya lebih banyak orang sepertimu,
Semoga kamu tenang di alam sana.


Dan begitu saja.
Begitu saja cukup untuk melegakanku.
Kemudian aku pergi mencari temanku dengan perasaan bahagia.
Meski banyak di luar sana yang mengaguminya, memujanya,
Di luar kontribusinya untuk para pemuda negeri ini,
Aku akan tetap merasa bahwa mencintai kepribadiannya dan merindukannya sebagai seorang Gie yang sederhana, adalah milikku seorang.



No comments:

Post a Comment